Serangan stroke dapat terjadi akibat dari terhentinya aliran darah ke otak. Hal ini dapat terjadi karena tersumbatnya aliran darah dalam pembuluih darah yang menyempit, adanya sumbat yang menyumbat pembuluh darah yang normal, dan pecah atau bocornya pembuluh darah.
Ada tiga hal yang dapat menjadi faktor resiko serangan stroke. Pertama, hipertensi (tekanan darah tinggi) dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah. Pada hipertensi sedang, dinding pembuluh darah menebal di bagian dalamnya sehingga lubang pembuluh darah menjadi sempit dan tersumbat. Sebaliknya hipertensi yang berata, dengan tekanan darah lebih dari 200 mmHg, dinding pembuluh darah menjadi tipis dan lemah sehingga menonjol keluar seperti balon yang ditiup dan sewaktu-waktu dapat terjadi pecahnya dinding pembuluh darah tersebut.
Kedua, denyut jantung yang tidak teratur memungkinkan terbentuknya gumpalan darah yang mengikuti aliran darah dan dapat menyumbat pembuluh darah. Ketiga, diabetes mellitus (kencing manis), seperti halnya pada tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang tinggi mengakibatkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah. Begitu juga merokok, minum-minuman keras, kegemukan, kurang olah raga, dan sebagainya.
Terhentinya aliran darah ke bagian otak tertentu sebagai akibat tersumbatnya aliran darah, baik karena penyempitan, penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah, akan menyebabkan gejala yang bervariasi, dari yang ringan dan bisa pulih sempurna sampai yang berat dan fatal.
Gejala yang paling menonjol adalah kelumpuhan pada separuh bagian tubuh (kiri atau kanan). Terlihat mulai dari mulut mencong, kelumpuhan pada lengan dan tungkai disertai perasaan kesemutan atau tebal pada separuh tubuh yang mengalami kelumpuhan tersebut. Semua itu dapat terjadi secara mendadak.
Apabila terjadi kelumpuhan pada bagian kanan tubuh, serta disertai gangguan berbahasa (bukan bisu atau tuli) yang dapat menyulitkan komunikasi. Yang bersangkutan tidak bisa berbicara atau tidak mengerti pembicaraan orang lain. Gambarannya seperti orang Indonesia yang tidak mengerti bahasa Rusia berada di sekitar orang yang berbahasa Rusia. Dia dapat mendengar tetapi tidak mengerti maksudnya. Sehingga sering merasa tertekan dan emosional karena tidak dapat menyatakan keinginannya dan tidak mengerti maksud orang lain.
Serangan stroke dapat ringan, kelumpuhan minimal bahkan kadang hanya berupa kesemutan pada sebelah bagian tubuh dan berlangsung beberapa saat saja kemudian normal kemhali. Pada yang berat dapat terjadi kelumpuhan total sehingga penderita tidak mampu menggerakkan tangan atau kakinya sama sekali. Bahkan dapat terjadi serangan yang mengakibatkan penderita langsung koma dan berakibat fatal, hal ini biasanya terjadi jika pembuluh darah otak pecah sehingga terdapat kebekuan darah dalam jaringan otak.
Sekali serangan stroke terjadi, secara medis kerusakan jaringan otak yang terkena bersifat menetap. Adapun usaha pengobatan dapat diberikan untuk mengobati faktor resiko atau penyebabnya, seperti tekanan darah tinggi, kadar gula darah atau kolesterol yang tinggi dan lainnya. Disamping itu pengobatan ditujukan untuk mencegah kerusakan yang lebih berat pada otak serta memperbaiki fungsi gerakan dengan latihan fisioterapi. Lantas bagaimana cara terhindar dari serangan stroke?
Berbagai keadaan atau penyakit dapat mengakibatkan terjadinya stroke. Oleh karena itu usaha untuk mencegah stroke yaitu dengan cara menghindari atau mengontrol keadaan tersebut. Tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi dikontrol dengan cara mengatur konsumsi makanan. Mengurangi makanan berkadar lemak tinggi, tinggi garam, menghilangkan stres dan olahraga teratur.
Begitu juga bila kadar gula darah tinggi (kencing manis), hindari makanan yang mengandung zat gula, seperti nasi, sagu, terigu, singkong, kentang, maupun hasil olahannya.
Perhatian yang lebih serius diperlukan apabila pernah mengalami stroke ringan sebelumnya, seperti perasaan kesemutan atau kelemahan pada separuh bagian tubuh yang terjadi mendadak dan kemudian normal kembali dalam waktu kurang dari 24 jam. Terlebih lagi bila disertai adanya faktor resiko, gangguan irama jantung, diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi.